fia

Bandung, Indonesia
+62 - 8522...
zulfianizulkarnaini@yahoo.com

Keterpurukan Pendidikan di Indonesia

Keterpurukan Pendidikan di Indonesia

Di desa Cibulan, puluhan siswa SD Negeri Budiwangi terpaksa belajar di sebuah saung, tak jauh dari sekolah mereka, karena bangunan SD ambruk akibat gempa yang menggoncang daerah itu tahun 2009, sampai saat ini belum diperbaiki.

Di Jombang, sebuah gedung sekolah ambruk padahal baru empat bulan diresmikan penggunaannya, mengakibatkan empat siswa dan seorang guru cedera akibat tertimpa reruntuhan bangunan.

Para siswa SD Negeri Gombong 7, Pandeglang, Banten juga terpaksa belajar di masjid kampung tanpa meja dan kursi, karena bangunan sekolah mereka rusak berat.

Upaya pengajuan proposal perbaikan bangunan, selama beberapa tahun terakhir, tidak pernah mendapat tanggapan dari instansi terkait di Pandeglang. Menurut data Dinas Pendidikan Provinsi Banten, terdapat hampir 7.000 ruang kelas SD di Banten, kondisinya rusak parah.

Sarana fisik merupakan bagian penting dalam pendidikan yakni sarana yang akan mencetak lulusan berkualitas. Namun pada kenyataannya para siswa tidak mendapatkan sarana yang layak. Permasalahan tak berhenti sampai disini. Kesejahteraan para tenaga pendidik pun dipertaruhkan.

Apa pendapat Anda tentang pendidikan di Indonesia? Ironis, tragis, dan mengenaskan. Itulah yang dirasakan oleh Bu Andrie Indriawati. Bagaimana bisa seorang pendidik yang menebarkan benih-benih ilmu pada anak-anak muda penerus bangsa yang mungkin saja akan melahirkan orang-orang hebat tidak mendapatkan gaji selama hampir 8 tahun? Disaat ia membuat banyak anak yang tidak tahu menjadi tahu, yang tidak bisa menjadi bisa, namun ia tetap saja harus mengalami kesulitan dalam membiayai pendidikan anak-anaknya.

“Sejak tahun 2003 hingga sekarang saya mengajar sebagai dosen tanpa mendapatkan gaji, padahal saya masih berstatus sebagai PNS. Untuk menyekolahkan anak, saya harus pinjam kesana-kemari. Salah satu anak saya pun harus saya titipkan pada orang lain karena saya tak mampu”, keluh bu Andrie Indriawati dengan nada sedikit terisak.

Inilah potret pendidikan di Indonesia. Bagaimana kita dapat menyambut globalisasi jika masalah yang paling crusial, yaitu pendidikan, selalu saja sulit untuk mendapatkan jalan keluarnya. Menurut Bapak Drs. Beddy Irawan, seorang pakar pendidikan, ada 7 hal yang penyebab keterpurukan pendidikan di Indonesia:

  1. Rendahnya sarana fisik
  2. Rendahnya kualitas pendidikan
  3. Rendahnya kesejahteraan guru
  4. Rendahnya prestasi siswa
  5. Rendahnya kesempatan pemerataan pendidikan
  6. Kurangnya relevansi pendidikan dan kebutuhan
  7. Mahalnya biaya pendidikan

Apakah yang salah dalam pendidikan Indonesia. Sistem, itulah jawaban Bu Megawati Santoso, Ph.D, Majelis Pengembangan Dewan Pendidikan Tinggi – Ditjen Dikti. Sistem adalah salah satu hal penting yang menunjang pendidikan. “Saya pernah menangani para buta aksara di daerah pedalaman Karawang. Terdapat 117.000 orang buta aksara. Setiap tahun wilayah tersebut mendapatkan APBD untuk menangani buta aksara ini. Namun, ketika diperiksa setiap tahunnya, yang buta aksara masih saja 117.000 orang. Padahal dana APBD tersebut bisa menangani 3000 orang buta aksara per tahunnya. Lalu diknas merubah sistem. Penanganan buta aksara dituntaskan dalam waktu 30 hari. Maka 117.000 orang tersebut terbebas dari buta aksara.”

Jika membicarakan pendidikan di Indonesia memang tak akan ada habisnya. Berbagai masalah pendidikan sepertinya telah menjadi makanan sehari-hari. Siapakah yang patut disalahkan dalam keterpurukan pendidikan di Indonesia? Menurut bu Mega ini sudah menjadi kesalahan berjamaah. Para koruptor, suap menyuap, jalur belakang, ini juga yang melatarbelakangi keterpurukan pendidikan Indonesia. Terlalu banyak orang hitam yang akhirnya menjadi lingkaran setan.

 

Sumber:

  • Hasil Talkshow bersama Megawati Santoso, Ph.D (Majelis Pengembangan Dewan Pendidikan Tinggi – Ditjen Dikti), Drs. Beddy Iriawan (Pakar Pendidikan), dan Dra. Andrie Indriawati (Korban Keterpurukan Pendidikan) pada acara Education Festival 17 September 2011.
  • https://rimanews.com/read/20110622/32461/sekolah-ambruk-puluhan-siswa-terpaksa-belajar-di-sawung

Dra. Andrie Indriawati (Korban Keterpurukan Pendidikan) Drs. Beddy Iriawan (Pakar Pendidikan), Megawati Santoso, Ph.D (Majelis Pengembangan Dewan Pendidikan Tinggi – Ditjen Dikti), dan Andromeda Mercury (Penyiar Berita TV One)

 

Ditulis oleh Zulfiani Zulkarnaini, 19.23, !8 September 2011